Banyak Turis Batalkan Liburan ke Jepang akibat Ramalan Komik dan Cenayang

Banyak Turis Batalkan Liburan ke Jepang akibat Ramalan Komik dan Cenayang

Banyak Turis Batalkan Liburan ke Jepang akibat Ramalan Komik dan Cenayang
Fenomena tak biasa tengah terjadi di Jepang. Banyak wisatawan mancanegara membatalkan rencana liburan mereka ke Negeri Sakura.

Penyebabnya bukan karena pandemi, krisis ekonomi, atau konflik politik, melainkan karena ramalan bencana dari komik populer dan pernyataan para cenayang Jepang yang viral di media sosial.

Dalam beberapa minggu terakhir, sejumlah unggahan di TikTok, X (Twitter), dan Instagram menyebarkan cuplikan komik dan

pernyataan paranormal Jepang yang meramalkan akan terjadi gempa bumi dahsyat dan tsunami besar pada musim panas tahun ini. Walau belum ada bukti ilmiah yang mendukung, informasi ini menyebar luas dan menimbulkan ketakutan, terutama di kalangan wisatawan asing.

Komik Fiksi Jadi Viral karena Akurat di Masa Lalu

Salah satu komik yang disorot adalah manga berjudul Tokyo Quake 202X, yang sempat memprediksi skenario gempa di Tokyo dengan detail mengerikan. Menariknya, beberapa bagian dari komik ini dianggap “membenarkan” bencana-bencana kecil yang terjadi belakangan, seperti gempa ringan di wilayah Kanto.

Tak sedikit netizen yang kemudian percaya bahwa sang mangaka memiliki intuisi atau “penglihatan” tentang masa depan. Alhasil, banyak yang menyebarkan potongan cerita manga itu dan mengaitkannya dengan potensi bencana besar pada bulan Juli atau Agustus 2025.

Cenayang Tambah Kepanikan Lewat Media Sosial

Tak hanya komik, beberapa cenayang atau spiritualis Jepang turut menyuarakan kekhawatiran. Seorang cenayang terkenal dengan jutaan pengikut di YouTube mengatakan bahwa ia “melihat” bencana besar yang akan melanda wilayah Tokyo atau Osaka. Video ramalannya ditonton jutaan kali dan dibagikan secara luas di berbagai platform.

Walaupun pemerintah Jepang dan pakar gempa dari Badan Meteorologi Jepang menyatakan bahwa tidak ada indikasi ilmiah yang mendukung prediksi ini, keresahan sudah terlanjur menyebar. Beberapa wisatawan bahkan memperlihatkan email pembatalan hotel dan penerbangan ke Jepang, disertai alasan takut akan “ramalan tersebut”.

Industri Pariwisata Mulai Terdampak

Kepanikan ini mulai terasa dampaknya terhadap sektor pariwisata Jepang yang tengah bangkit pasca-COVID-19

Menurut laporan beberapa agen perjalanan dan operator hotel, tingkat pembatalan meningkat tajam dalam dua minggu terakhir, khususnya dari turis asal Asia Tenggara, Korea Selatan, dan Tiongkok.

Beberapa operator menyebutkan bahwa pembatalan bahkan terjadi pada jadwal keberangkatan Agustus dan September, periode yang biasanya merupakan musim ramai wisatawan. Hal ini tentunya memukul industri pariwisata yang baru mulai kembali stabil sejak awal 2024.

Pemerintah dan Pakar Serukan Klarifikasi

Menanggapi situasi ini, pemerintah Jepang melalui Kementerian Pariwisata dan Badan Meteorologi mengeluarkan pernyataan resmi bahwa informasi yang beredar hanyalah fiksi dan tidak memiliki dasar ilmiah. Mereka mengimbau masyarakat dan wisatawan agar tetap tenang dan merujuk pada informasi dari sumber resmi.

Sejumlah ilmuwan juga mengingatkan bahwa tidak ada teknologi atau kemampuan manusia yang dapat memprediksi gempa secara akurat, apalagi jauh hari sebelumnya. Ramalan seperti yang ada di komik atau dari cenayang dianggap tidak relevan secara ilmiah dan bisa berbahaya jika dipercaya secara membabi buta.

Ketertarikan Global terhadap Budaya Mistik Jepang

Di sisi lain, fenomena ini menunjukkan bagaimana budaya pop Jepang—baik melalui manga maupun spiritualisme

memiliki dampak global yang besar. Banyak wisatawan mancanegara yang tertarik dengan sisi mistis dan metafisik Jepang, meski pada akhirnya bisa berujung pada kekhawatiran yang berlebihan.

Fenomena ini juga menjadi pengingat betapa kuatnya pengaruh media sosial dalam membentuk persepsi publik, bahkan terhadap isu-isu sensitif seperti potensi bencana alam.

Kesimpulan: Ramalan Boleh, Tapi Jangan Jadi Kepanikan

Fenomena pembatalan liburan ke Jepang akibat ramalan komik dan cenayang menjadi cermin

bagaimana kepercayaan publik bisa terbentuk dari informasi yang belum tentu valid. Meskipun budaya Jepang memang kental dengan unsur spiritual dan cerita fiksi, masyarakat tetap perlu bijak memilah antara hiburan dan kenyataan.

Baca juga: Jadwal Festival Pacu Jalur 2025, Acara Puncak Tanggal Berapa?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *