Australia Terbitkan Travel Warning Warganya Yang Hendak Ke Bali yang dikelola oleh Kementerian Luar Negeri dan Perdagangan Australia, baru-baru ini mengeluarkan pembaruan imbauan perjalanan (travel warning) bagi warga negaranya yang berencana bepergian ke Indonesia, khususnya ke Pulau Bali.
Peringatan ini ditujukan untuk meningkatkan kewaspadaan para pelancong terhadap berbagai potensi risiko yang dapat membahayakan keselamatan mereka selama berada di wilayah tersebut.
Dalam pernyataan resminya yang dirilis pada Kamis, 5 Juni 2025, otoritas Australia menyoroti sejumlah faktor yang menjadi dasar dikeluarkannya peringatan tersebut. Salah satunya adalah meningkatnya jumlah insiden tenggelam yang menimpa warga negara Australia di sejumlah kawasan wisata pesisir di Bali.
“Beberapa warga negara Australia dilaporkan meninggal dunia karena insiden tenggelam di pantai-pantai wisata populer di Indonesia, terutama di Bali. Hal ini disebabkan oleh gelombang tinggi dan arus bawah laut yang kuat yang kerap terjadi di area tersebut,” demikian kutipan pernyataan yang tercantum dalam situs Smartraveller.
Australia Terbitkan Travel Warning Untuk Warga
Imbauan ini menyebutkan bahwa wisatawan asal Australia perlu memperhatikan informasi prakiraan cuaca dan kondisi laut sebelum melakukan aktivitas berenang, berselancar, atau kegiatan rekreasi air lainnya di perairan Indonesia.
Wisatawan juga disarankan untuk hanya berenang di lokasi yang diawasi oleh petugas penjaga pantai (lifeguard) dan mematuhi seluruh rambu peringatan yang terpasang.
Tidak hanya terbatas pada aspek keselamatan di laut, peringatan perjalanan tersebut juga mencakup aspek sosial dan budaya. Pemerintah Australia menegaskan bahwa wisatawan harus menghormati norma budaya dan nilai-nilai keagamaan masyarakat lokal, termasuk di Bali yang dikenal sebagai pusat kebudayaan Hindu di Indonesia.
“Kami mengimbau warga Australia untuk menghindari perilaku yang dapat dianggap tidak sopan atau menyinggung keyakinan agama masyarakat setempat. Hal ini termasuk bersikap hormat di tempat ibadah, berpakaian sopan, dan tidak melakukan tindakan yang bertentangan dengan adat istiadat lokal,” demikian lanjutan dari peringatan tersebut.
Selain itu, Smartraveller juga memperingatkan risiko keamanan lain yang berkaitan dengan konsumsi makanan dan minuman. Dalam beberapa kasus, ditemukan laporan tentang minuman beralkohol yang diduga mengandung zat berbahaya, seperti metanol, yang dapat menyebabkan keracunan serius bahkan kematian.
“Hindari meninggalkan makanan dan minuman tanpa pengawasan. Kami juga mengingatkan bahwa terdapat laporan mengenai keracunan metanol dari minuman yang dikonsumsi di berbagai lokasi di Indonesia, termasuk Bali dan Lombok,” tulis peringatan tersebut.
Fenomena minuman beralkohol oplosan atau mengandung zat adiktif berbahaya bukanlah hal baru di kawasan wisata populer seperti Bali. Sejumlah kasus yang melibatkan korban warga asing sebelumnya telah mencuat ke permukaan dan menjadi sorotan baik di dalam negeri maupun di negara asal para wisatawan.
Untuk Warganya Yang Hendak Ke Bali
Peringatan ini muncul di tengah meningkatnya angka kunjungan wisatawan asal Australia ke Bali. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, tercatat sekitar 1,5 juta wisatawan asal Australia mengunjungi Bali sepanjang tahun 2024. Angka tersebut menjadikan Australia sebagai salah satu negara dengan kontribusi wisatawan mancanegara terbesar ke Pulau Dewata.
Tingginya minat warga Australia untuk berlibur ke Bali tidak lepas dari kedekatan geografis, penerbangan langsung yang tersedia, serta daya tarik budaya dan keindahan alam Bali yang telah lama menjadi magnet bagi wisatawan internasional.
Namun demikian, meningkatnya volume kunjungan juga berbanding lurus dengan meningkatnya potensi risiko keamanan, keselamatan, dan ketertiban umum. Oleh karena itu, Pemerintah Australia merasa perlu untuk memperbarui dan mempertegas panduan perjalanan demi melindungi warganya dari berbagai kemungkinan ancaman yang mungkin terjadi selama berada di luar negeri.
Pihak Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Sydney merespons peringatan ini dengan menyatakan bahwa Pemerintah Indonesia, melalui aparat keamanan, petugas pariwisata, dan instansi terkait lainnya, terus berupaya meningkatkan standar keamanan dan keselamatan wisatawan. Berbagai langkah telah dilakukan, seperti pemasangan rambu peringatan, peningkatan kapasitas personel penjaga pantai, serta sosialisasi rutin kepada pelaku industri pariwisata tentang pentingnya menjaga keselamatan dan kenyamanan wisatawan.
KJRI juga mengimbau warga negara Indonesia, khususnya yang terlibat dalam sektor pariwisata di Bali, untuk terus memberikan layanan yang terbaik dan menjunjung tinggi nilai keramahan serta profesionalitas demi menjaga citra pariwisata Indonesia di mata dunia internasional.
Baca Juga : Hari Wayang Nasional Ini 7 Wayang Populer di Galeri Wayang Purwakarta
Sementara itu, para pelaku pariwisata di Bali menyambut baik adanya perhatian yang lebih terhadap isu keselamatan wisatawan. Mereka menilai bahwa langkah-langkah antisipatif, baik dari pemerintah Indonesia maupun kerja sama dengan negara mitra seperti Australia, dapat meningkatkan rasa aman dan kepercayaan wisatawan asing yang berkunjung.
Sebagai destinasi wisata unggulan, Bali diharapkan dapat terus mengembangkan sistem pariwisata yang tidak hanya mengedepankan keindahan dan atraksi budaya, tetapi juga menjamin aspek keselamatan dan perlindungan wisatawan.
Dengan meningkatnya mobilitas global pascapandemi, imbauan semacam ini menjadi pengingat penting bagi para pelancong untuk tidak hanya fokus pada sisi rekreatif dari sebuah perjalanan, tetapi juga memperhatikan aspek keselamatan, kesehatan, dan etika selama berada di negara tujuan.
Pemerintah Indonesia bersama negara-negara mitra seperti Australia perlu terus membangun komunikasi dan koordinasi intensif dalam memastikan keamanan, kenyamanan, dan keberlanjutan sektor pariwisata internasional.