Menhut Raja Antoni Bertemu Agam Rinjani dkk, Apa yang Dibahas?

Menhut Raja Antoni Bertemu Agam Rinjani dkk, Apa yang Dibahas?

Menhut Raja Antoni Bertemu Agam Rinjani dkk, Apa yang Dibahas?

Pertemuan antara Menteri Kehutanan Raja Antoni dan tokoh muda konservasi lingkungan Agam Rinjani beserta rekan-rekannya mencuri perhatian publik.

Agenda yang berlangsung secara tertutup tersebut digelar di Gedung Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK)

Jakarta, dan disebut membahas isu-isu strategis seputar keberlanjutan lingkungan, konservasi hutan, hingga peran pemuda dalam pelestarian alam.

Kehadiran tokoh-tokoh muda dalam forum resmi seperti ini menandakan adanya pendekatan yang lebih terbuka dari pemerintah dalam melibatkan generasi muda sebagai bagian dari solusi atas permasalahan lingkungan hidup yang semakin kompleks.


Menhut Raja Antoni Bertemu Agam Rinjani dkk, Apa yang Dibahas?

Agam Rinjani dikenal sebagai salah satu aktivis lingkungan dan pendiri komunitas “Hijaukan Nusantara

 yang bergerak dalam pelestarian kawasan hutan tropis, edukasi ekologi, serta pemantauan deforestasi berbasis masyarakat.

Bersama sejumlah rekannya dari berbagai komunitas hijau di Indonesia, Agam telah banyak terlibat dalam kampanye lingkungan, restorasi hutan, serta kegiatan advokasi atas nama keadilan ekologis.

Beberapa nama lain yang hadir dalam pertemuan tersebut termasuk Lestari Widya dari Komunitas Sahabat Alam, Reza

Maulana dari Forum Hijau Muda Indonesia, dan Nurul Faizah, aktivis reboisasi daerah pesisir.


Isi Pertemuan: Sinergi Kebijakan dan Aksi Komunitas

Menurut keterangan resmi yang dirilis oleh Kementerian Kehutanan, pertemuan tersebut membahas tiga poin utama:

  1. Evaluasi kebijakan pengelolaan hutan berbasis masyarakat,

  2. Rencana pelibatan komunitas pemuda dalam reboisasi nasional, dan

  3. Pemanfaatan teknologi untuk pemantauan lingkungan dan deteksi dini deforestasi ilegal.

Menteri Raja Antoni menyampaikan bahwa pemerintah kini tidak bisa berjalan sendiri dalam mengatasi kerusakan lingkungan. Ia menegaskan pentingnya kolaborasi dengan komunitas akar rumput yang memiliki akses langsung ke lapangan dan pemahaman lokal yang kuat.

“Saya percaya bahwa suara dan aksi generasi muda harus menjadi bagian penting dari setiap kebijakan lingkungan,” ujar Raja Antoni dalam konferensi pers setelah pertemuan.


Respons Positif dari Kalangan Aktivis

Agam Rinjani menyampaikan apresiasinya atas undangan dan keterbukaan pemerintah dalam mendengar aspirasi pemuda dan komunitas lingkungan.

Ia menyatakan bahwa pertemuan ini adalah langkah awal yang baik untuk menciptakan ruang dialog yang konstruktif antara pengambil kebijakan dan pelaku lapangan.

“Kami menyampaikan beberapa temuan langsung dari lapangan, terutama terkait maraknya deforestasi di wilayah timur

Indonesia dan kebutuhan akan pemberdayaan masyarakat lokal,” kata Agam.

Ia juga menekankan perlunya kebijakan afirmatif terhadap komunitas adat dan kelompok pemuda yang selama ini menjadi

garda terdepan dalam menjaga hutan dan sumber daya alam.


Rencana Kolaborasi Ke Depan

Dari pertemuan tersebut, muncul komitmen bersama untuk membentuk Forum Kemitraan Hijau Nasional

yang akan menjadi wadah dialog rutin antara pemerintah dan komunitas lingkungan. Forum ini nantinya diharapkan dapat

memberikan masukan terhadap program-program nasional seperti Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL), penguatan Taman Nasional, serta digitalisasi pengawasan kawasan konservasi.

Selain itu, Kementerian Kehutanan juga berencana menggandeng komunitas muda dalam kampanye nasional bertajuk “Satu Orang, Satu Pohon

yang akan diluncurkan tahun ini. Program ini ditargetkan dapat menjangkau 10 juta pemuda di seluruh Indonesia sebagai bagian dari gerakan menanam pohon dan merawatnya hingga tumbuh.


Kesimpulan

Pertemuan antara Menteri Kehutanan Raja Antoni dengan Agam Rinjani dan rekan-rekannya menjadi bukti nyata

bahwa pelestarian lingkungan membutuhkan kerja sama lintas generasi. Di tengah ancaman kerusakan hutan dan

perubahan iklim yang makin nyata, kolaborasi antara pemerintah, masyarakat sipil, dan komunitas muda menjadi harapan utama dalam menjaga keberlanjutan alam Indonesia.

Langkah ini juga mencerminkan semangat baru dalam pemerintahan, di mana keterlibatan publik dan pendekatan

partisipatif menjadi bagian integral dari kebijakan. Jika komitmen ini berlanjut dan terealisasi secara konkret, maka masa depan hutan Indonesia akan lebih terjamin.

Baca juga: Aturan Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *