Pelajaran dari Rinjani Ketahui Cara Kirim Sinyal Darurat di Gunung

Pelajaran dari Rinjani Ketahui Cara Kirim Sinyal Darurat di Gunung

Pelajaran dari Rinjani Ketahui Cara Kirim Sinyal Darurat di Gunung

Pendakian gunung merupakan salah satu aktivitas favorit bagi para pecinta alam dan petualang.

Namun, keindahan alam yang disajikan tidak selalu datang tanpa risiko. Gunung Rinjani, yang terletak di Pulau Lombok

Nusa Tenggara Barat, menjadi saksi banyaknya insiden darurat yang menimpa pendaki—mulai dari tersesat, cedera, hingga terputusnya komunikasi.

Oleh karena itu, memahami cara mengirim sinyal darurat di gunung menjadi hal yang sangat penting dan dapat menyelamatkan nyawa.


Pelajaran dari Rinjani Ketahui Cara Kirim Sinyal Darurat di Gunung

Beberapa waktu lalu, sebuah insiden menimpa sekelompok pendaki yang tersesat di jalur pendakian Gunung Rinjani akibat kabut tebal dan jalur yang sulit dikenali.

Komunikasi dengan pos pemantauan terputus, dan tim penyelamat membutuhkan waktu lebih lama untuk menemukan

mereka karena tidak ada sinyal atau tanda keberadaan yang jelas dari para pendaki.

Situasi tersebut menegaskan pentingnya perlengkapan darurat, perencanaan yang matang, serta pemahaman

tentang cara meminta bantuan jika kondisi tidak memungkinkan untuk menghubungi pihak luar secara langsung.


Kenali Alat dan Metode Sinyal Darurat

Berikut ini beberapa metode dan alat yang dapat digunakan untuk mengirim sinyal darurat saat berada di gunung:

  1. Peluit Darurat (Emergency Whistle):
    Salah satu alat paling sederhana namun sangat efektif. Tiga tiupan pendek berulang adalah kode internasional untuk meminta bantuan.

  2. Suaranya dapat terdengar hingga ratusan meter tergantung kondisi alam.

  3. Cermin Sinyal (Signal Mirror):
    Cermin kecil yang digunakan untuk memantulkan cahaya matahari ke arah tim penyelamat. Cocok digunakan di siang hari dan di area terbuka.

  4. Senter atau Lampu Kedip:
    Di malam hari, cahaya berkedip dapat menjadi penanda posisi. Tiga kilatan cahaya berulang juga dapat menjadi isyarat SOS.

  5. Kain atau Pakaian Cerah:
    Meletakkan kain berwarna mencolok di area terbuka seperti bebatuan atau rerumputan bisa membantu tim penyelamat mengenali posisi dari udara atau kejauhan.

  6. Sinyal Tangan atau Tubuh:
    Jika Anda melihat helikopter atau tim penyelamat dari kejauhan, bentuklah huruf “Y” dengan tangan terangkat tinggi. Ini berarti “Yes, I need help.”

  7. Aplikasi GPS dan SOS pada Smartphone atau Smartwatch:
    Banyak perangkat pintar kini dilengkapi fitur SOS atau berbagi lokasi real-time. Namun, fitur ini hanya efektif jika tersedia sinyal seluler atau satelit.

  8. Perangkat Komunikasi Satelit:
    Beberapa pendaki profesional membawa GPS tracker dengan tombol SOS atau telepon satelit yang dapat mengirim lokasi langsung ke pusat penyelamatan, bahkan tanpa sinyal seluler.


Persiapan Sebelum Mendaki

Untuk meminimalisasi risiko dan memperbesar peluang bertahan dalam kondisi darurat, para pendaki disarankan melakukan hal-hal berikut sebelum memulai pendakian:

  • Memberi tahu keluarga atau teman rute pendakian dan estimasi waktu kembali.

  • Membawa peta jalur resmi dan kompas.

  • Membawa power bank dan lampu cadangan.

  • Mengunduh peta offline di aplikasi navigasi gunung seperti AllTrails, Gaia GPS, atau Avenza Maps.

  • Mengenali tanda-tanda awal cuaca buruk dan segera mencari tempat aman jika kondisi berubah drastis.


Pentingnya Edukasi dan Latihan

Tidak semua orang terbiasa atau tahu cara menggunakan alat sinyal darurat. Oleh karena itu, edukasi dan latihan lapangan

sangat dianjurkan. Komunitas pecinta alam, organisasi SAR, serta pengelola taman nasional seperti Rinjani dapat menyelenggarakan pelatihan penggunaan alat darurat secara berkala.

Pengetahuan seperti ini seharusnya menjadi bagian dari bekal wajib setiap pendaki, terlebih yang berniat menjelajahi medan ekstrem atau jalur yang belum populer.


Penutup

Gunung Rinjani mengajarkan kita bahwa keindahan alam harus disertai dengan kesiapsiagaan. Mengerti cara mengirim sinyal

darurat bukan hanya menjadi bekal teknis, tetapi juga bentuk tanggung jawab atas keselamatan diri sendiri dan tim.

Baca juga: 10 Tempat Wisata Malang 2025 yang Cocok untuk Libur Lebaran

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *