Pendakian Gunung Semeru Dibuka Lagi, Hanya Sampai Ranu Kumbolo
Kabar baik datang bagi para pecinta alam dan pendaki gunung di Indonesia.
Setelah beberapa waktu ditutup karena peningkatan aktivitas vulkanik, pendakian Gunung Semeru resmi dibuka kembali.
Namun, pembukaan ini bersifat terbatas — para pendaki hanya
diperbolehkan melakukan perjalanan hingga Ranu Kumbolo, dan tidak diperkenankan melanjutkan perjalanan ke kawasan puncak Mahameru.

Kebijakan ini diumumkan secara resmi oleh Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS)
dan mulai berlaku pada bulan Mei 2025. Langkah ini diambil dengan mempertimbangkan aspek
keselamatan dan mitigasi risiko bencana, mengingat Gunung Semeru masih menunjukkan aktivitas vulkanik yang fluktuatif.
Latar Belakang Penutupan Pendakian
Gunung Semeru, yang merupakan gunung tertinggi di Pulau Jawa dengan ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl)
sempat ditutup untuk kegiatan pendakian sejak akhir 2023. Penutupan tersebut dilakukan menyusul meningkatnya status aktivitas gunung dari Waspada menjadi Siaga oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).
Letusan-letusan minor, awan panas guguran, serta peningkatan emisi gas menjadi alasan utama dilarangnya aktivitas pendakian. Jalur menuju Mahameru dianggap berbahaya karena berdekatan dengan kawah Jonggring Saloko yang menjadi pusat aktivitas vulkanik. Bahkan, beberapa titik jalur pendakian sempat mengalami longsor dan terputus akibat hujan abu dan lahar dingin.
Pembukaan Bertahap: Hanya Sampai Ranu Kumbolo
Setelah dilakukan evaluasi oleh tim gabungan dari BB TNBTS, PVMBG, dan instansi terkait, diputuskan bahwa sebagian jalur pendakian Semeru kini dianggap aman untuk dilalui, dengan batas maksimal hanya sampai Ranu Kumbolo (2.400 mdpl).
Ranu Kumbolo sendiri merupakan danau alami yang sangat populer di kalangan pendaki karena pemandangannya yang memesona dan menjadi tempat istirahat utama sebelum melanjutkan pendakian ke Kalimati atau Mahameru (jika jalur dibuka penuh). Dengan keputusan ini, pendaki tetap bisa menikmati keindahan alam Semeru tanpa menantang risiko ke puncak.
Syarat dan Prosedur Pendakian
Balai Besar TNBTS memberlakukan sejumlah aturan ketat bagi pendaki yang ingin kembali menjelajahi Semeru. Beberapa di antaranya meliputi:
-
Pendaftaran Online
Semua pendakian wajib didaftarkan secara online melalui laman resmi Booking Online TNBTS (https://bookingsemeru.bromotenggersemeru.org/). Kuota harian dibatasi demi mencegah kepadatan di jalur dan camp area. -
Surat Keterangan Sehat
Pendaki wajib melampirkan hasil pemeriksaan kesehatan terbaru, termasuk keterangan bebas penyakit pernapasan dan jantung. -
Pendakian Maksimal 2 Hari 1 Malam
Karena hanya sampai Ranu Kumbolo, waktu pendakian dibatasi maksimal dua hari satu malam, dengan titik awal dari Ranu Pani. -
Larangan Lanjut ke Kalimati atau Mahameru
Petugas akan melakukan pemeriksaan rutin dan patroli untuk memastikan tidak ada pendaki yang melanggar larangan menuju puncak. -
Etika Pendakian
Pendaki wajib membawa kembali sampah, mematuhi zona larangan api unggun, serta menjaga kelestarian ekosistem Taman Nasional.
Tujuan dari Kebijakan Pembatasan
Menurut Kepala BB TNBTS, Asep Sugiharto, kebijakan pembukaan parsial ini bertujuan untuk:
-
Memberikan kesempatan kepada masyarakat menikmati keindahan Gunung Semeru secara aman.
-
Meningkatkan kembali sektor ekonomi lokal, terutama di sekitar desa Ranu Pani.
-
Tetap mengedepankan prinsip konservasi dan mitigasi risiko bencana, sesuai arahan PVMBG dan BNPB.
Asep juga menegaskan bahwa pihaknya akan terus memantau perkembangan aktivitas vulkanik Semeru dan tidak akan segan menutup kembali jalur jika situasi memburuk.
Respons Pendaki dan Masyarakat
Kabar pembukaan pendakian ke Ranu Kumbolo disambut antusias oleh komunitas pendaki dan wisatawan alam. Banyak dari mereka menyatakan kerinduan terhadap suasana hening dan udara sejuk khas Ranu Kumbolo yang selama ini menjadi tempat favorit melepas penat dari hiruk pikuk perkotaan.
Salah satu pendaki asal Yogyakarta, Rina (27 tahun), mengatakan bahwa meski belum bisa ke puncak, kembali bisa bermalam di Ranu Kumbolo adalah sebuah kepuasan tersendiri.
“Ranu Kumbolo itu punya daya magis tersendiri. Sunrise di sana, kabut tipis di pagi hari, dan suara alam yang sunyi itu bikin kita merasa damai,” ujar Rina.
Di sisi lain, warga sekitar Desa Ranu Pani pun merasa bersyukur karena aktivitas pendakian turut menghidupkan kembali roda ekonomi lokal, terutama sektor homestay, ojek logistik, dan warung-warung kaki lima.
Tips Aman Mendaki ke Ranu Kumbolo
Bagi pendaki yang berencana melakukan perjalanan ke Ranu Kumbolo, berikut beberapa tips penting:
-
Cek Cuaca dan Status Gunung
Pastikan memantau prakiraan cuaca serta status terbaru Gunung Semeru di situs resmi PVMBG atau BB TNBTS. -
Persiapan Fisik dan Mental
Jalur ke Ranu Kumbolo tetap membutuhkan stamina prima. Latihan fisik sebelum keberangkatan sangat disarankan. -
Gunakan Peralatan Standar Pendakian
Bawa tenda, sleeping bag, jas hujan, dan pakaian hangat. Suhu di malam hari bisa mencapai 5°C atau lebih rendah. -
Hormati Alam dan Sesama Pendaki
Jaga ketertiban, hindari keramaian berlebihan, serta jangan meninggalkan sampah di lokasi. -
Ikuti Arahan Petugas
Dengarkan briefing dari petugas basecamp dan laporkan jika ada kejadian darurat atau orang hilang.
Baca juga: 5 Tren Fashion 2025 yang Wajib Kamu Coba
Harapan dan Ke Depan
Dengan dibukanya kembali akses ke Ranu Kumbolo, BB TNBTS berharap
masyarakat dapat kembali menikmati pesona Gunung Semeru dengan tanggung jawab dan kesadaran lingkungan yang tinggi.
Mereka juga berharap para pendaki dapat menjadi mitra konservasi yang turut melestarikan kawasan Taman Nasional.
Meski jalur ke Mahameru masih ditutup, keindahan dan keajaiban alam
Semeru tetap bisa dinikmati dari Ranu Kumbolo — sebuah titik peristirahatan yang menyimpan
kedamaian dan cerita bagi siapa pun yang pernah menjejakkan kaki di sana.