2 Ide Aktivitas Mendidik Anak Saat Ramadhan

2 Ide Aktivitas Mendidik Anak Saat Ramadhan

Ide Aktivitas Mendidik Anak Saat Ramadhan merupakan momen penting bagi umat Islam, termasuk bagi anak-anak yang sedang belajar menjalankan ibadah puasa. Namun, tidak sedikit anak yang memilih untuk menghindari aktivitas fisik seperti bermain di luar rumah selama bulan ini. Alasannya cukup jelas: aktivitas fisik berat seperti berlari-larian dapat menyebabkan kelelahan dan kehausan, yang berisiko membatalkan puasa.

Kondisi ini menyebabkan banyak anak cenderung menghabiskan waktu di dalam rumah hingga tiba waktu berbuka. Meski demikian, aktivitas bermain tetap diperlukan karena memiliki peranan penting dalam proses tumbuh kembang anak. Bermain adalah bentuk stimulasi yang membantu perkembangan kognitif, motorik, dan sosial anak.

2 Ide Aktivitas Mendidik Anak Saat Ramadhan
2 Ide Aktivitas Mendidik Anak Saat Ramadhan

Menanggapi hal ini, dr. Mesty Ariotedjo, Sp.A, MPH, seorang dokter spesialis anak sekaligus CEO dan Founder Tentang Anak, menyampaikan bahwa terdapat berbagai pilihan aktivitas mendidik yang bisa dilakukan anak-anak di dalam rumah saat Ramadhan. Aktivitas-aktivitas ini tidak hanya mengisi waktu, tetapi juga mampu meningkatkan kemampuan intelektual dan kreativitas anak.

Berikut adalah dua ide aktivitas mendidik yang direkomendasikan oleh dr. Mesty, yang cocok dilakukan selama Ramadhan.

1. Membaca Buku yang Sesuai Usia dan Minat Anak

Menurut dr. Mesty, membaca merupakan salah satu bentuk stimulasi yang sangat baik dalam meningkatkan kecerdasan anak. Dalam peluncuran Pojok Pintar di RSCM Kiara, Jakarta, Jumat (21/3/2025), ia menjelaskan bahwa anak yang telah mendapatkan stimulasi sejak usia dini, termasuk melalui kegiatan membaca dan bermain, memiliki potensi peningkatan IQ hingga 30 persen.

“Membaca adalah aktivitas sederhana namun sangat berdampak dalam meningkatkan kemampuan intelektual anak. Anak-anak yang dibiasakan membaca sejak dini cenderung memiliki daya pikir yang lebih berkembang,” ujar dr. Mesty.

Aktivitas membaca dapat dijadikan sebagai kegiatan pengisi waktu menjelang berbuka puasa. Namun, orang tua disarankan untuk memberikan buku yang sesuai dengan usia dan ketertarikan anak. Jika anak menyukai hewan, maka buku yang membahas dunia hewan bisa menjadi pilihan tepat. Begitu pula jika anak tertarik dengan aktivitas sehari-hari, seperti mengenakan pakaian atau mengikat tali sepatu, maka buku yang menggambarkan kegiatan tersebut bisa meningkatkan daya serap dan minat baca anak.

Kegiatan membaca bukan hanya membantu anak meningkatkan kemampuan literasi, tetapi juga membantu membentuk daya imajinasi, empati, dan wawasan mereka terhadap dunia sekitar.

2. Bermain Tanpa Gadget, Fokus pada Mainan Tradisional

Selain membaca, bermain adalah bagian penting dari kehidupan anak yang tetap harus difasilitasi, bahkan saat menjalankan ibadah puasa. Meski demikian, tidak semua jenis permainan memberikan manfaat yang sama terhadap perkembangan anak.

Dr. Mesty menyarankan agar orang tua menghindari memberikan permainan berbasis elektronik atau gadget kepada anak. Berdasarkan penelitian dan pengalamannya di bidang kesehatan anak, mainan tradisional justru terbukti lebih efektif dalam mengembangkan kecerdasan anak.

“Ternyata, mainan yang dianjurkan bukan mainan elektronik. Justru, yang terbukti mencerdaskan adalah mainan tradisional,” ungkap dr. Mesty.

Beberapa jenis mainan edukatif yang direkomendasikan antara lain adalah balok susun, permainan bongkar pasang seperti Lego, magnet edukatif, flash card, dan puzzle. Mainan-mainan tersebut mendorong anak untuk menggunakan imajinasi dan kreativitas mereka.

Baca juga;Turbulensi Pesawat Bikin Cemas dan Panik, Ini Cara Mengatasinya

Selain itu, permainan seperti ini memungkinkan anak untuk berkreasi dan mengeksplorasi berbagai bentuk serta fungsi, yang pada akhirnya dapat merangsang kemampuan problem solving dan berpikir logis mereka.

“Dengan permainan tradisional dan edukatif, anak bisa berimajinasi lebih luas. Ketika bosan, mereka dapat membuat berbagai bentuk dan cerita dari permainan tersebut,” tambah dr. Mesty.

Peran Orang Tua dalam Mendampingi Anak Selama Ramadhan

Lebih lanjut, dr. Mesty juga mengingatkan pentingnya peran orang tua dalam mendampingi anak selama menjalani ibadah puasa. Ramadhan bukan hanya sekadar menahan lapar dan haus, tetapi juga waktu yang tepat untuk menanamkan nilai-nilai kebaikan dan kebersamaan dalam keluarga.

Orang tua disarankan untuk tidak hanya memberikan arahan, tetapi juga ikut terlibat dalam kegiatan bersama anak. Misalnya, membaca buku bersama atau bermain puzzle sebagai satu tim. Pendekatan seperti ini menciptakan kedekatan emosional antara orang tua dan anak, serta menciptakan suasana Ramadhan yang penuh kasih sayang dan edukatif.

Dengan aktivitas yang tepat, anak-anak tetap bisa aktif secara intelektual dan sosial meskipun tidak melakukan kegiatan fisik berat. Justru, Ramadhan menjadi peluang emas untuk memperkuat nilai-nilai spiritual, disiplin, serta semangat belajar anak-anak sejak dini.

Kesimpulan

Bulan Ramadhan bukanlah penghalang bagi anak untuk tetap tumbuh dan berkembang dengan optimal. Melalui aktivitas membaca dan bermain edukatif, anak-anak tetap dapat memperoleh stimulasi yang mereka butuhkan. Orang tua memiliki peran penting dalam memastikan bahwa waktu selama berpuasa tidak hanya menjadi waktu menunggu berbuka, tetapi juga waktu belajar dan tumbuh bersama.

Dengan pendekatan yang bijak dan edukatif, Ramadhan bisa menjadi bulan yang penuh makna, tidak hanya bagi orang tua tetapi juga bagi generasi masa depan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *